Sebenarnya kandungan di dalam gula memperlihatkan manfaat bagi tubuh, yaitu bisa menciptakan Anda nantinya bertenaga dan bersemangat dalam menjalani acara sehari-hari.
Akan tetapi jikalau sembarangan dalam mengonsumsi gula, tanpa ada batasannya maka bisa mengakibatkan banyak problem kesehatan yang cukup serius. Sehingga penting untuk meghindari konsumsi gula yang berlebihan.
Di balik manisnya gula yang lezat, terdapat ancaman mengintai yang tidak boleh diremehkan dampaknya.
Bahaya Konsumsi Gula Secara Berlebihan
1. Meningkatkan Kadar Kolesterol Jahat (LDL)
Penelitian telah membuktikan adanya keterkaitan antara konsumsi gula dan peningkatan kadar kolesterol. Pada studi yang telah dipublikasikan di Journal of American Medical Association.
Studi tersebut membuktikan hasil bahwa konsumsi gula secara hiperbola bisa menjadikan peningkatan kadar kolesterol jahat dan trigliserida (lemak darah).
Oleh sebab itu, ketika Anda sarapan maka utamakan untuk mengonsumsi masakan yang merupakan sumber protein, serta batasi konsumsi masakan yang tinggi gula dan lemak, dengan begitu akan bermanfaat penting dalam mencegah kolesterol tinggi.
2. Meningkatkan Tekanan Darah
Konsumsi gula hiperbola bisa menjadikan tingginya kadar produksi insulin di dalam aliran darah. Dampak dari kadar insulin yang sangat banyak menjadikan sel-sel otot polos di potongan pembuluh darah dan sekitarnya menjadi bekerja terlalu cepat.
Selain itu, dinding arteri juga bisa tersumbat yang menciptakan kondisi tekanan darah meningkat secara signifikan, hal ini amat berbahaya. Masalah tekanan darah tinggi bisa mengakibatkan resiko penyakit serius, berupa serangan jantung, penyakit stroke dan lainnya.
Sebagai tips, untuk meminimalisir dari konsumsi gula yang hiperbola maka Anda bisa memasukan nasi merah dalam sajian masakan Anda, Anda bisa sesekali mengganti konsumsi nasi putih dengan nasi merah.
3. Menurunkan Kemampuan Berfikir
Sering konsumsi gula baik dalam bentuk minuman maupun makan bisa berdampak pada problem penuaan sel yang terlalu cepat, demikian juga pada sel-sel otak. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan berpikir dan juga memori.
Konsumsi gula yang hiperbola akan menurunkan kemampuan otak. Pada sebuah studi di tahun 2012, menemukan bahwa konsumsi gula dalam jumlah banyak sanggup menurunkan kemampuan daya ingat.
Masalah penurunan daya ingat ini juga kuat pada menurunnya kemampuan menyerap informasi, sehingga bawah umur yang berguru di sekolah hendaknya diperhatikan oleh orang tuanya semoga tidak hiperbola dalam mengonsumsi gula, sebab dikhawatirkan sanggup menurunkan kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah.
4. Menyebabkan Kegemukan
Orang-orang yang terkena obesitas semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik itu yang orang remaja maupun anak-anak. Hal yang memicu terjadinya obesitas yakni sebab mengonsumsi terlalu banyak minuman ataupun masakan manis.
Studi telah membuktikan bahwa kandungan fruktosa yang umum ada pada gula bisa menjadikan resiko tinggi terjadinya penumpukan lemak di dalam perut, yang kesudahannya bisa mengakibatkan kegemukan pada seseorang.
Dari laman Huffingtonpost.com. Sebuah studi di tahun 2008 menemukan bahwa konsumsi fruktosa (yang ada pada gula) secara hiperbola sanggup mengakibatkan terjadinya resistensi leptin. Leptin yakni hormon yang berfungsi untuk memberitahu Anda ketika Anda sudah mencukupi kebutuhan konsumsi makanan. Sehingga nantinya Anda akan berhenti untuk makan sebab rasa kenyang.
Kondisi hormon leptin yang bermasalah bisa mengakibatkan seseorang akan hiperbola dalam mengonsumsi makanan, yang kesudahannya akan memicu obesitas. Terjadinya hal jelek ini sebab akhir terlalu banyak mengonsumsi zat fruktosa.
Konsumsi asupan gula yang terlalu banyak nantinya akan menjadi kalori untuk tubuh, hal ini bisa menciptakan asupan kalori di dalam badan terlalu banyak, jauh diatas batas kebutuhan kalori harian tubuh. Hal ini bisa mengakibatkan timbulnya banyak problem kesehatan, termasuk meningkatkan resiko obesitas.
5. Mengembangkan Timbunya Sel Kanker
Tubuh bahwasanya mempunyai potensi untuk menyebarkan sel kanker, hal ini tergantung kondisi dari masing-masing badan manusia, terutama dalam menjalani gaya hidupnya.
Walau begitu, badan juga mempunyai sebuah ‘cara canggih’ yang bekerja untuk mematikan sel kanker yang berpotensi tumbuh, sehingga sek-sel kanker tidak bisa berkembang, yang jikalau sel kanker berkembang akan berdampak sangat seruis.
Tetapi konsumsi gula secara hiperbola sanggup menurunkan kemampuan badan dalam mematikan sel-sel kanker di dalam tubuh. Pada sebuah studi menemukan bahwa kandungan di dalam gula bisa menciptakan badan melemah dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.
Gula atau glukosa menjadi asupan yang sangat ‘disukai’ oleh sel-sel kanker untuk bisa berkembang di dalam badan manusia.
6. Penyakit Diabetes
Pada penelitian yang dipublikasikan di PLoS One, hasil penelitian tersebut menemukan ihwal keterkaitan asupan kalori dari gula dengan peningkatan resiko diabetes.
Penelitian menyebutkan kelebihan 150 kalori yang diperoleh dari asupan gula bisa meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen. Fakta ini menjadi mengkhawatirkan para penderita diabetes, semoga benar-benar ‘disiplin’ dalam membatasi konsumsi masakan dan minuman manis.
Minuman bersoda yakni salah satu yang harus Anda hindari, Anda boleh mengonsumsi minuman bersoda sesekali saja. Jika Anda mengonsumsi minuman bersoda maka harus hati-hati pada masakan ataupun minuman bagus lainnya (batasi konsumsinya).
Sebagai tips, Anda harus mengutamakan minuman air putih diatas segala jenis minuman, selain itu Anda juga perlu mengutamakan konsumsi nasi merah dibandingkan nasi putih.
Dengan membatasi konsumsi asupan gula dalam batas aman, sehingga kadar glukosa dalam darah akan terkontrol dengan baik. Hal ini menciptakan kerja hormon insulin menjadi lebih ringan (bekerja normal).
Hormon insuliin yakni hormon yang berfungsi untuk menjaga kestabilan kadar glukosa dalam darah, sehingga mencegah penyakit diabetess tipe 2. Adapun jikalau hormon insulin bekerja terlalu keras sebab tingginya asupan gula yang dikonsumsi, hal ini menjadikan seseorang rentan terkena diabetes.
7. Membahayakan Organ Jantung
Sebuah studi tahun 2013 yang dipublikasikan di jurnal American Heart Association, studi tersebut membuktikan bahwa adanya bukti terang ihwal prosedur zat-zat yang ada di dalam gula bisa merusak organ jantung.
Zat yang ada gula yaitu glukosa 6-fosfat memperlihatkan imbas jelek pada jantung, yang bahkan bisa memicu resiko gagal jantung.
Hal lainnya, ibarat dipaparkan pada poin sebelumnya bahwa konsumsi gula bisa meningkatkan risiko diabetes, dimana penyakit diabetes bisa menimbulkan komplikasi, salah satunya penyakit jantung yang sangat berbahaya.
Para jago kesehatan sudah menjelaskan bahwa adanya kekerabatan antara diabetes dan peningkatan resiko penyakit jantung. Selain penyakit jantung, diabetes juga meningkatkan resiko penyakit stroke.
Keterkaitan gula dengan meningkatnya resiko penyakit jantung sebab konsumsi gula sanggup merusak kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar lemak dalam darah, hal ini kesudahannya akan memicu terjadinya penyakit jantung.
8. Bisa Memperpendek Umur
Umur Manusia tentunya sudah ditentukan oleh Allah kadarnya, sehingga kita tidak berbicara takdir, kita berbicara hanya dari sisi kesehatan atau medis.
Pada sebuah penelitian yang dilakukukan pada tahun 2013, menciptakan asumsi bahwa ada sekitar 180.000 maut di seluruh dunia yang diakibatkan dari konsumsi hiperbola minuman manis.
Dari sini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kekerabatan antara gula atau konsumsi masakan / minuman bagus dengan resiko kematian. Dimana kemungkinan terbesar sebab gula memicu resiko diabetes, kanker, dan penyakit jantung,.
9. Resiko Penumpukan Lemak di Hati
Kandungan fruktosa yang umum ada di dalam gula pasir memperlihatkan imbas berupa meningkatnya resiko penimbunan lemak di dalam tubuh.
Jika kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak asupan gula ini tidak dihentikan, maka usang kelamaan mengakibatkan terbentuknya gelembung-gelembung lemak di sekitar organ hati. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyakit pembengkakan hati.
Kandungan frukotosa dan glukosa yang dikonsumsi secara hiperbola dari aneka macam bentuk asupan masakan dan minuman, nantinya akan menjadi racun bagi organ hati.
Oleh sebab itu, Anda perlu berhati-hati dari hiperbola mengonsumsi minuman yang terkandung kadar gula yang tinggi, walaupun minuman tersebut dilabeli dengan istilah ‘minuman sehat’.
10. Memicu Munculnya Jerawat
Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa memicu jerawat, bahkan jerawat yang muncul bisa cukup parah, dimana seringkali jerawat parah timbul pada orang-orang yang hiperbola dalam mengambil asupan gula.
Penelitian sudah memaparkan bahwa konsumsi masakan ataupun minuman yang tinggi kandungan gula bisa menjadikan resiko timbulnya jerawat. Hasil penelitian menemukan bahwa kandungan tinggi glikemik sanggup menjadikan resiko munculnya jerawat-jerawat yang banyak.
14. Bahaya Gula Bisa Seperti Alkoho & Ganja
Ada sebuah survey penelitian yang dilakukan oleh NBC News, yang dengan hasil penelitian tersebut memungkinkan kita untuk segera memerhatikan asupan gula dan membatasinya, semoga nantinya bisa jauh dari risiko aneka macam penyakit.
Sebuah hasil survei terbaru mengenai asupan yang paling berbahaya untuk tubuh. Survei tersebut dari NBC News dan Wall Street Journal, dengan menanyakan pada 1.000 orang dewasa, mengenai asupan yang paling berbahaya bagi kesehatan badan berdasarkan mereka.
Dan hasilnya, asupan yang paling berbahaya dikonsumsi yang disebutkan ibarat tembakau, alkohol, gula dan ganja.
Tidaklah mengherankan bahwa kebanyakan orang akan mengira bahwa tembakau dan alkohol yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Tetapi ternyata di sisi lain, sebanyak 15 persen penerima menyampaikan bahwa gula yakni musuh kesehatan nomor satu, dan jumlah orang yang menyatakan ibarat itu ternyata lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan ganja.
"Mereka 15 persen menentukan gula, Dan memang nyatanya gula pasir mempunyai refek adiksi ibarat kokain atau morfin, bahkan ketika gula tidak hiperbola dikonsumsi (masih dalam jumlah wajar)," kata Pam Peeke, MD, MPH, yang merupakan seorang penasihat senior keilmuan dari Elemen Behavioral Health.
"Gula pasir akan mengakibatkan perubahan dalam otak yang menciptakan kita kecanduan dan ketika tidak dibatasi bisa berakhir dengan penyakit jantung, diabetes tipe dua, bahkan kanker," jelasnya.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature juga menyatakan bahwa ancaman gula bisa sama besarnya ibarat ancaman alkohol. Studi telah menemukan bahwa mengambil asupan fruktosa dan glukosa secara hiperbola menjadikan imbas serius racun pada hati. Yang bahanya hampir sama ibarat alkohol.
Sebenarnya boleh-boleh saja untuk mengkonsumsi gula, tetapi harus berusaha untuk dibatasi. Bukan hanya yang dibatasi yakni konsumsi minuman ibarat teh dan kopi, tetapi termasuk yang perlu dibatasi yakni konsumsi camilan bagus yang bagus dan yang semacamnya.
Cara Mencegah Konsumsi Gula Berlebihan
Kebiasaan mengonsumsi gula yang terlalu banyak harus dihindari, Anda masih bisa untuk mencegah gaya hidup yang tidak sehat tersebut. Anda bisa memulai dengan langkah sederhana, ibarat memulai menghindari masakan siap saji ataupun junk food, mulai membiasakan diri untuk membaca kandungan kemasan makanan.
Perhatikan asupan masakan yang dikonsumsi. Supaya Anda bisa tahan kenyang lebih lama, maka penuhi asupan penting dari masakan yang dikonsumsi berupa asupan serat, protein dan lemak sehat. Dengan kenyang lebih usang maka Anda bisa lebih tercegah dari konsumsi gula secara berlebihan.
Anda juga harus mencukupi minum air putih, jikalau Anda selama ini kurang minum air putih, maka mulai kini perlu diperbanyak. Dimana rasa haus tidak jarang dianggap sebagai rasa lapar.
Jika ingin makan yang manis-manis, maka pilihlah untuk makan buah, sebab kandungan gulanya alami sehingga lebih kondusif dikonsumsi.
Anda juga harus mencukupi kebutuhan tidur sehari-hari. Berdasarkan penelitian, kurang tidur akan memicu seseorang untuk mengonsumsi masakan secara berlebihan, termasuk masakan yang mengandung tinggi gula.
Semoga bermanfaat.
Akan tetapi jikalau sembarangan dalam mengonsumsi gula, tanpa ada batasannya maka bisa mengakibatkan banyak problem kesehatan yang cukup serius. Sehingga penting untuk meghindari konsumsi gula yang berlebihan.
Di balik manisnya gula yang lezat, terdapat ancaman mengintai yang tidak boleh diremehkan dampaknya.
![]() |
Gula | Sumber gambar: Pixabay.com |
Bahaya Konsumsi Gula Secara Berlebihan
1. Meningkatkan Kadar Kolesterol Jahat (LDL)
Penelitian telah membuktikan adanya keterkaitan antara konsumsi gula dan peningkatan kadar kolesterol. Pada studi yang telah dipublikasikan di Journal of American Medical Association.
Studi tersebut membuktikan hasil bahwa konsumsi gula secara hiperbola bisa menjadikan peningkatan kadar kolesterol jahat dan trigliserida (lemak darah).
Oleh sebab itu, ketika Anda sarapan maka utamakan untuk mengonsumsi masakan yang merupakan sumber protein, serta batasi konsumsi masakan yang tinggi gula dan lemak, dengan begitu akan bermanfaat penting dalam mencegah kolesterol tinggi.
2. Meningkatkan Tekanan Darah
Konsumsi gula hiperbola bisa menjadikan tingginya kadar produksi insulin di dalam aliran darah. Dampak dari kadar insulin yang sangat banyak menjadikan sel-sel otot polos di potongan pembuluh darah dan sekitarnya menjadi bekerja terlalu cepat.
Selain itu, dinding arteri juga bisa tersumbat yang menciptakan kondisi tekanan darah meningkat secara signifikan, hal ini amat berbahaya. Masalah tekanan darah tinggi bisa mengakibatkan resiko penyakit serius, berupa serangan jantung, penyakit stroke dan lainnya.
Sebagai tips, untuk meminimalisir dari konsumsi gula yang hiperbola maka Anda bisa memasukan nasi merah dalam sajian masakan Anda, Anda bisa sesekali mengganti konsumsi nasi putih dengan nasi merah.
3. Menurunkan Kemampuan Berfikir
Sering konsumsi gula baik dalam bentuk minuman maupun makan bisa berdampak pada problem penuaan sel yang terlalu cepat, demikian juga pada sel-sel otak. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan berpikir dan juga memori.
Konsumsi gula yang hiperbola akan menurunkan kemampuan otak. Pada sebuah studi di tahun 2012, menemukan bahwa konsumsi gula dalam jumlah banyak sanggup menurunkan kemampuan daya ingat.
Masalah penurunan daya ingat ini juga kuat pada menurunnya kemampuan menyerap informasi, sehingga bawah umur yang berguru di sekolah hendaknya diperhatikan oleh orang tuanya semoga tidak hiperbola dalam mengonsumsi gula, sebab dikhawatirkan sanggup menurunkan kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah.
4. Menyebabkan Kegemukan
Orang-orang yang terkena obesitas semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik itu yang orang remaja maupun anak-anak. Hal yang memicu terjadinya obesitas yakni sebab mengonsumsi terlalu banyak minuman ataupun masakan manis.
Studi telah membuktikan bahwa kandungan fruktosa yang umum ada pada gula bisa menjadikan resiko tinggi terjadinya penumpukan lemak di dalam perut, yang kesudahannya bisa mengakibatkan kegemukan pada seseorang.
Dari laman Huffingtonpost.com. Sebuah studi di tahun 2008 menemukan bahwa konsumsi fruktosa (yang ada pada gula) secara hiperbola sanggup mengakibatkan terjadinya resistensi leptin. Leptin yakni hormon yang berfungsi untuk memberitahu Anda ketika Anda sudah mencukupi kebutuhan konsumsi makanan. Sehingga nantinya Anda akan berhenti untuk makan sebab rasa kenyang.
Kondisi hormon leptin yang bermasalah bisa mengakibatkan seseorang akan hiperbola dalam mengonsumsi makanan, yang kesudahannya akan memicu obesitas. Terjadinya hal jelek ini sebab akhir terlalu banyak mengonsumsi zat fruktosa.
Konsumsi asupan gula yang terlalu banyak nantinya akan menjadi kalori untuk tubuh, hal ini bisa menciptakan asupan kalori di dalam badan terlalu banyak, jauh diatas batas kebutuhan kalori harian tubuh. Hal ini bisa mengakibatkan timbulnya banyak problem kesehatan, termasuk meningkatkan resiko obesitas.
5. Mengembangkan Timbunya Sel Kanker
Tubuh bahwasanya mempunyai potensi untuk menyebarkan sel kanker, hal ini tergantung kondisi dari masing-masing badan manusia, terutama dalam menjalani gaya hidupnya.
Walau begitu, badan juga mempunyai sebuah ‘cara canggih’ yang bekerja untuk mematikan sel kanker yang berpotensi tumbuh, sehingga sek-sel kanker tidak bisa berkembang, yang jikalau sel kanker berkembang akan berdampak sangat seruis.
Tetapi konsumsi gula secara hiperbola sanggup menurunkan kemampuan badan dalam mematikan sel-sel kanker di dalam tubuh. Pada sebuah studi menemukan bahwa kandungan di dalam gula bisa menciptakan badan melemah dalam menghambat pertumbuhan sel kanker.
Gula atau glukosa menjadi asupan yang sangat ‘disukai’ oleh sel-sel kanker untuk bisa berkembang di dalam badan manusia.
6. Penyakit Diabetes
Pada penelitian yang dipublikasikan di PLoS One, hasil penelitian tersebut menemukan ihwal keterkaitan asupan kalori dari gula dengan peningkatan resiko diabetes.
Penelitian menyebutkan kelebihan 150 kalori yang diperoleh dari asupan gula bisa meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen. Fakta ini menjadi mengkhawatirkan para penderita diabetes, semoga benar-benar ‘disiplin’ dalam membatasi konsumsi masakan dan minuman manis.
Minuman bersoda yakni salah satu yang harus Anda hindari, Anda boleh mengonsumsi minuman bersoda sesekali saja. Jika Anda mengonsumsi minuman bersoda maka harus hati-hati pada masakan ataupun minuman bagus lainnya (batasi konsumsinya).
Sebagai tips, Anda harus mengutamakan minuman air putih diatas segala jenis minuman, selain itu Anda juga perlu mengutamakan konsumsi nasi merah dibandingkan nasi putih.
Dengan membatasi konsumsi asupan gula dalam batas aman, sehingga kadar glukosa dalam darah akan terkontrol dengan baik. Hal ini menciptakan kerja hormon insulin menjadi lebih ringan (bekerja normal).
Hormon insuliin yakni hormon yang berfungsi untuk menjaga kestabilan kadar glukosa dalam darah, sehingga mencegah penyakit diabetess tipe 2. Adapun jikalau hormon insulin bekerja terlalu keras sebab tingginya asupan gula yang dikonsumsi, hal ini menjadikan seseorang rentan terkena diabetes.
loading...
7. Membahayakan Organ Jantung
Sebuah studi tahun 2013 yang dipublikasikan di jurnal American Heart Association, studi tersebut membuktikan bahwa adanya bukti terang ihwal prosedur zat-zat yang ada di dalam gula bisa merusak organ jantung.
Zat yang ada gula yaitu glukosa 6-fosfat memperlihatkan imbas jelek pada jantung, yang bahkan bisa memicu resiko gagal jantung.
Hal lainnya, ibarat dipaparkan pada poin sebelumnya bahwa konsumsi gula bisa meningkatkan risiko diabetes, dimana penyakit diabetes bisa menimbulkan komplikasi, salah satunya penyakit jantung yang sangat berbahaya.
Para jago kesehatan sudah menjelaskan bahwa adanya kekerabatan antara diabetes dan peningkatan resiko penyakit jantung. Selain penyakit jantung, diabetes juga meningkatkan resiko penyakit stroke.
Keterkaitan gula dengan meningkatnya resiko penyakit jantung sebab konsumsi gula sanggup merusak kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar lemak dalam darah, hal ini kesudahannya akan memicu terjadinya penyakit jantung.
8. Bisa Memperpendek Umur
Umur Manusia tentunya sudah ditentukan oleh Allah kadarnya, sehingga kita tidak berbicara takdir, kita berbicara hanya dari sisi kesehatan atau medis.
Pada sebuah penelitian yang dilakukukan pada tahun 2013, menciptakan asumsi bahwa ada sekitar 180.000 maut di seluruh dunia yang diakibatkan dari konsumsi hiperbola minuman manis.
Dari sini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kekerabatan antara gula atau konsumsi masakan / minuman bagus dengan resiko kematian. Dimana kemungkinan terbesar sebab gula memicu resiko diabetes, kanker, dan penyakit jantung,.
9. Resiko Penumpukan Lemak di Hati
Kandungan fruktosa yang umum ada di dalam gula pasir memperlihatkan imbas berupa meningkatnya resiko penimbunan lemak di dalam tubuh.
Jika kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak asupan gula ini tidak dihentikan, maka usang kelamaan mengakibatkan terbentuknya gelembung-gelembung lemak di sekitar organ hati. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyakit pembengkakan hati.
Kandungan frukotosa dan glukosa yang dikonsumsi secara hiperbola dari aneka macam bentuk asupan masakan dan minuman, nantinya akan menjadi racun bagi organ hati.
Oleh sebab itu, Anda perlu berhati-hati dari hiperbola mengonsumsi minuman yang terkandung kadar gula yang tinggi, walaupun minuman tersebut dilabeli dengan istilah ‘minuman sehat’.
10. Memicu Munculnya Jerawat
Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa memicu jerawat, bahkan jerawat yang muncul bisa cukup parah, dimana seringkali jerawat parah timbul pada orang-orang yang hiperbola dalam mengambil asupan gula.
Penelitian sudah memaparkan bahwa konsumsi masakan ataupun minuman yang tinggi kandungan gula bisa menjadikan resiko timbulnya jerawat. Hasil penelitian menemukan bahwa kandungan tinggi glikemik sanggup menjadikan resiko munculnya jerawat-jerawat yang banyak.
11. Kerusakan Pada Gigi
Dari dulu sudah diketahui bahwa banyak makan gula bisa mengakibatkan gigi berlubang yang kesudahannya menimbulkan rasa sakit luar biasa pada gigi. Konsumsi gula secara hiperbola bisa menjadikan kerusakan gigi.
Apalagi sehabis konsumsi banyak gula tetapi malas untuk berkumur-kumur dengan air bersih. Yang mengakibatkan gula akan melekat usang di gigi, yang kemudian menjadikan kerusakan pada gigi.
Masalah yang ditimbulkan, selain mengakibatkan gigi berlubang, juga mengakibatkan timbulnya karang pada gigi.
12. Peningkatan Resiko Depresi
Mengonsumsi banyak masakan yang mengandung tinggi gula sanggup meningkatkan resiko depresi. Jika konsumsi gula secara normal maka akan memperlihatkan energi bagi tubuh, tapi jikalau terlalu banyak gula yang dikonsumsi bisa mengakibatkan depresi.
Kementerian Kesehatan di negara Inggris dan Amerika Serikat sudah memperingatkan masyarakatnya untuk mengurangi konsumsi gula, diganti dengan konsumsi madu alami dan buah-buahan, yang kandungan gula di dalamnya alami, sehingga lebih aman.
Sebuah informasi yang diambil dari laman Dailymail.co.uk, menyebutkan sebuah penelitian ihwal ancaman gula. Penelitian ini dilakukan oleh pihak dari University of New South Wales di Australia.
Penelitian dilakukan dengan memakai obyek tikus putih. Dimana sebagian tikus diberikan asupan rendah lemak dan air putih, sebagian lainnya diberikan air, susu, dan 25 persen larutan gula.
Di awal penelitian, kedua kelompok tikus tersebut dalam kondisi mengalami stres. Akan tetapi sehabis itu tampak adanya perbedaan dari waktu ke waktu, dari kedua kelompok tikus tersebut.
Dimana tikus yang diberikan asupan air, susu dan larutan gula mempunyai kemampuan yang rendah dalam mengontrol stresnya. Hal ini sehabis percobaan berlangsung selama 15 minggu. Dilakukan juga investigasi otak pada kedua jenis tikus tersebut.
Tikus yang tidak bisa dengan baik mengontrol stresnya dengan baik mengalami beberapa problem yang terkait saraf.
Stres yang terjadi bisa memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental, utamanya pada potongan otak yang disebut dengan hippocampus, yang berfungsi untuk menjaga kemampuan daya ingat dan mengontrol stres.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari dulu sudah memperlihatkan rekomendasi semoga kadar konsumsi gula tidak lebih dari 10 persen dari energi harian yang dibutuhkan.
Dari dulu sudah diketahui bahwa banyak makan gula bisa mengakibatkan gigi berlubang yang kesudahannya menimbulkan rasa sakit luar biasa pada gigi. Konsumsi gula secara hiperbola bisa menjadikan kerusakan gigi.
Apalagi sehabis konsumsi banyak gula tetapi malas untuk berkumur-kumur dengan air bersih. Yang mengakibatkan gula akan melekat usang di gigi, yang kemudian menjadikan kerusakan pada gigi.
Masalah yang ditimbulkan, selain mengakibatkan gigi berlubang, juga mengakibatkan timbulnya karang pada gigi.
12. Peningkatan Resiko Depresi
Mengonsumsi banyak masakan yang mengandung tinggi gula sanggup meningkatkan resiko depresi. Jika konsumsi gula secara normal maka akan memperlihatkan energi bagi tubuh, tapi jikalau terlalu banyak gula yang dikonsumsi bisa mengakibatkan depresi.
Kementerian Kesehatan di negara Inggris dan Amerika Serikat sudah memperingatkan masyarakatnya untuk mengurangi konsumsi gula, diganti dengan konsumsi madu alami dan buah-buahan, yang kandungan gula di dalamnya alami, sehingga lebih aman.
Sebuah informasi yang diambil dari laman Dailymail.co.uk, menyebutkan sebuah penelitian ihwal ancaman gula. Penelitian ini dilakukan oleh pihak dari University of New South Wales di Australia.
Penelitian dilakukan dengan memakai obyek tikus putih. Dimana sebagian tikus diberikan asupan rendah lemak dan air putih, sebagian lainnya diberikan air, susu, dan 25 persen larutan gula.
Di awal penelitian, kedua kelompok tikus tersebut dalam kondisi mengalami stres. Akan tetapi sehabis itu tampak adanya perbedaan dari waktu ke waktu, dari kedua kelompok tikus tersebut.
Dimana tikus yang diberikan asupan air, susu dan larutan gula mempunyai kemampuan yang rendah dalam mengontrol stresnya. Hal ini sehabis percobaan berlangsung selama 15 minggu. Dilakukan juga investigasi otak pada kedua jenis tikus tersebut.
Tikus yang tidak bisa dengan baik mengontrol stresnya dengan baik mengalami beberapa problem yang terkait saraf.
Stres yang terjadi bisa memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental, utamanya pada potongan otak yang disebut dengan hippocampus, yang berfungsi untuk menjaga kemampuan daya ingat dan mengontrol stres.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari dulu sudah memperlihatkan rekomendasi semoga kadar konsumsi gula tidak lebih dari 10 persen dari energi harian yang dibutuhkan.
13. Ketagihan Gula Bisa Menular ke Keturunan
Gula mempunyai aditif yang bisa mengakibatkan ketagihan. Hal buruknya bahwa ketagihan gula ini sanggup juga bersifat genetik, yang artinya ketagihan bisa turun ke anak-cucu. Hal itu sebab adanya perubahan pada hormon ghrelin.
Hormon ghrelin mempunyai fungsi di dalam badan untuk memperlihatkan sinyal lapar pada otak. Akibat adanya problem pada hormon ghrelin ini, mengakibatkan seseorang akan rentan hiperbola dalam mengonsumsi masakan / minuman yang manis-manis.
Adapun problem gangguan hormon ghrelin ini secara umum mengakibatkan seseorang akan rentan makan berlebihan.
Gula mempunyai aditif yang bisa mengakibatkan ketagihan. Hal buruknya bahwa ketagihan gula ini sanggup juga bersifat genetik, yang artinya ketagihan bisa turun ke anak-cucu. Hal itu sebab adanya perubahan pada hormon ghrelin.
Hormon ghrelin mempunyai fungsi di dalam badan untuk memperlihatkan sinyal lapar pada otak. Akibat adanya problem pada hormon ghrelin ini, mengakibatkan seseorang akan rentan hiperbola dalam mengonsumsi masakan / minuman yang manis-manis.
Adapun problem gangguan hormon ghrelin ini secara umum mengakibatkan seseorang akan rentan makan berlebihan.
Ada sebuah survey penelitian yang dilakukan oleh NBC News, yang dengan hasil penelitian tersebut memungkinkan kita untuk segera memerhatikan asupan gula dan membatasinya, semoga nantinya bisa jauh dari risiko aneka macam penyakit.
Sebuah hasil survei terbaru mengenai asupan yang paling berbahaya untuk tubuh. Survei tersebut dari NBC News dan Wall Street Journal, dengan menanyakan pada 1.000 orang dewasa, mengenai asupan yang paling berbahaya bagi kesehatan badan berdasarkan mereka.
Dan hasilnya, asupan yang paling berbahaya dikonsumsi yang disebutkan ibarat tembakau, alkohol, gula dan ganja.
Tidaklah mengherankan bahwa kebanyakan orang akan mengira bahwa tembakau dan alkohol yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Tetapi ternyata di sisi lain, sebanyak 15 persen penerima menyampaikan bahwa gula yakni musuh kesehatan nomor satu, dan jumlah orang yang menyatakan ibarat itu ternyata lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan ganja.
"Mereka 15 persen menentukan gula, Dan memang nyatanya gula pasir mempunyai refek adiksi ibarat kokain atau morfin, bahkan ketika gula tidak hiperbola dikonsumsi (masih dalam jumlah wajar)," kata Pam Peeke, MD, MPH, yang merupakan seorang penasihat senior keilmuan dari Elemen Behavioral Health.
"Gula pasir akan mengakibatkan perubahan dalam otak yang menciptakan kita kecanduan dan ketika tidak dibatasi bisa berakhir dengan penyakit jantung, diabetes tipe dua, bahkan kanker," jelasnya.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature juga menyatakan bahwa ancaman gula bisa sama besarnya ibarat ancaman alkohol. Studi telah menemukan bahwa mengambil asupan fruktosa dan glukosa secara hiperbola menjadikan imbas serius racun pada hati. Yang bahanya hampir sama ibarat alkohol.
Cara Mencegah Konsumsi Gula Berlebihan
Kebiasaan mengonsumsi gula yang terlalu banyak harus dihindari, Anda masih bisa untuk mencegah gaya hidup yang tidak sehat tersebut. Anda bisa memulai dengan langkah sederhana, ibarat memulai menghindari masakan siap saji ataupun junk food, mulai membiasakan diri untuk membaca kandungan kemasan makanan.
Perhatikan asupan masakan yang dikonsumsi. Supaya Anda bisa tahan kenyang lebih lama, maka penuhi asupan penting dari masakan yang dikonsumsi berupa asupan serat, protein dan lemak sehat. Dengan kenyang lebih usang maka Anda bisa lebih tercegah dari konsumsi gula secara berlebihan.
Anda juga harus mencukupi minum air putih, jikalau Anda selama ini kurang minum air putih, maka mulai kini perlu diperbanyak. Dimana rasa haus tidak jarang dianggap sebagai rasa lapar.
Jika ingin makan yang manis-manis, maka pilihlah untuk makan buah, sebab kandungan gulanya alami sehingga lebih kondusif dikonsumsi.
Anda juga harus mencukupi kebutuhan tidur sehari-hari. Berdasarkan penelitian, kurang tidur akan memicu seseorang untuk mengonsumsi masakan secara berlebihan, termasuk masakan yang mengandung tinggi gula.
0 Response to "14 Ancaman Gula Kalau Dikonsumsi Hiperbola (Cara Menghindarinya)"